2. Lafadz qa-ra-a yang bermakna tala diambil orang-orang arab dari bahasa aramia.
3. Al-Qur'an bukan mustaq, bukan pula berhamzah. Lafadz itu dikhususkan bagi Al-Qur'an. Seperti halnya Taurat dan Injil.
Materi ini adalah hasil rangkuman dari buku yang berjudul "Studi Ilmu-Ilmu Al-Qur'an" (Kajian Tafsir Hadits)
1 komentar:
Kalau anda mendefinisikan al-Qur'an hanya dengan tiga pengertian itu, maka anda hanya berhenti pada analisis bahasa. Padahal, secara istilahi al-Qur'an didefinisikan oleh Subhi Shalih sebagai "Kalamullah yang mengandung mukjizat diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW, tertulis dalam mushaf-mushaf, diriwayatkan secara mutawatir, dan membacanya merupakan ibadah." Definisi ini dianggap yang paling komplet dan disepakati oleh para ahli kalam, fiqh, dan ulama bahasa Arab (lihat Mabahis fi Ulum al-Qur'an, 21)
Menyebut al-Qur'an sebagai kalamullah inilah titik pangkal persoalan yang menyeret polemik seputar status al-Qur'an baru (hadis) atau kekal (qadim). Untuk itulah teologi Islam penuh dengan diskusi tentang kalam, dan disebut pula ilmu kalam.
Posting Komentar
Terimakasih atas komentarnya